Makam Imam Al Bukhari Indah Berkat Bung Karno

, , 1 comment
Ini kisah menarik!
Dijamin buku sejarah orde baru jaman dahulu sengaja tak menceritakannya.
*  *  *

Saat itu -aku lupa tepatnya kapan- aku duduk manis di depan layar televisi. Kick Andy sedang kedatangan tamu, Tim Ekspedisi Fastron Euro Asia 2011. Sekelompok lelaki traveler  kekar itu tengah tengah diwawancarai lelaki tirus setengah kribo. Oh yeah, Bung Andy kala itu belum gundul.

Team leader ekspedisi, Bucek Deep, berkisah tentang satu penggalan unik dalam perjalanan mereka. Saat itu Bucek bersama tim sedang menempuh perjalanan sepanjang negara-negara pecahan Uni Soviet, dan berada di negara persinggahan yang ketujuh, Uzbekistan. Tepatnya di Desa Khartank, dekat dengan Samarqand.

Di sinilah terletak sebuah masjid, tempat Imam Al Bukhari dimakamkan.

"atasnya masjid, bawah tanahnya makam Imam Bukhari"
Pernahkah engkau mendengar nama itu? Pasti pernah! Aku yang beragama Hindu saja sering mendengar nama besar Imam Bukhari. Tiap kutipan ayat Islam di acara televisi hampir selalu menyitir karya Beliau. Imam Bukhari memang ahli hadist yang masyur, hampir seluruh ulama merujuk padanya. Beliau lahir dan meninggal di Bukhara dan itulah sebab tim ekspedisi ingin sekali berkunjung ke masjid tempat Beliau dimakamkan.

Sayang, Bucek c.s. sampai di sana saat malam telah datang. Mereka pun tak berharap banyak.

Tak putus semangat, Bucek bersama tim tetap menuju ke masjid itu. Sesampai di sana, mereka terheran-heran. Lampu-lampu masjid yang semula padam karena sudah larut malam sengaja dihidupkan kembali. Mereka disambut hangat. Tak hanya itu, Bucek dan tim bahkan diperkenankan mengunjungi makam Imam Bukhari di ruang bawah tanah. Padahal, biasanya makam Imam Bukhari tertutup untuk umum.

"rombongan di makam Imam Bukhari"

"Hah?" Bung Andy melongo mendengar kisah tamunya, "Kalian berharap hanya datang ke mesjidnya. Telat pula. Mengapa malah bisa sedemikian istimewa?"

Bucek tersenyum semangat dan melanjutkan ceritanya. Rahmatullo Sultonov, juru kunci makam berkisah pada rombongan ekspedisi. Makam Imam Bukhari katanya takkan seindah dan semegah sekarang tanpa adanya peran dari Bung Karno, presiden Indonesia kala itu.

Sekadar catatan tambahan, awal dipugarnya makam Imam Al Bukhari ketika Soekarno berkunjung ke Moscow. Saat bertemu dengan Sharof Rashidov, pemimpin Partai Komunis Uzbek, Soekarno memaparkan keinginannya untuk berkunjung ke Uzbek dan berziarah di makam Imam Al Bukhari.
 
Setibanya di Uzbek, Rashidov pun kebingungan karena tidak tahu persis lokasi makam. Akhirnya dia memerintahkan anak buahnya untuk melakukan pencarian dan diketemukan. Saat Soekarno tiba di makam, dia melihat lokasi makam kurang terawat.

Dengan sindiran halus Soekarno pun berucap,"Seandainya Imam Al Bukhari lahir di Indonesia, makam beliau tentunya akan lebih indah dari ini."

Dan terjadilah, makam itu langsung berubah megah, hingga detik ini. Masyarakat di sana mengucapkan terima kasih karena berkat Bung Karno makam Imam Bukhari menjadi terawat. Untuk itulah, setiap orang Indonesia datang ke sana selalu mendapat perlakuan istimewa.

Berangkat dari hal tersebut, semakin banggalah kru ekspedisi Fastron bahwa Indonesia telah sedemikian besar di era 50-an. "Kita duduk terbengong-bengong karena Indonesia saat itu adalah negara besar, yang bahkan Uni Sovyet yang negara sedemikian besar pun mau menuruti dan segan kepada Presiden Soekarno," tegas Bucek yang disambut tepukan bangga para penonton di studio. Bung Andy ikut senyum bangga dan bertepuk tangan.

Aku tersenyum, ingin tepuk tangan tapi takut disangka tak waras oleh tetangga kosan. Oh Bung Karno, kau memang anak punk!

*  *  *

Sebenarnya aku berniat menulis seri kisah-kisah Bung Karno yang banyak dikaburkan buku sejarah. Tulisan ini yang pertama, agar anak-anak bangsa mengenal Bapak dengan lebih baik. Sumbernya bisa dari mana saja. Semoga konsisten ya!

1 komentar:

Tinggalkan komentar sebagai name/url, dan tulis namamu di sana...