Orang ini...

ditolak di dua perusahaan tempatnya ingin bekerja. Hal yang biasa, kan?

Tapi lihat gambar tweet-nya di 2009, saat ia ditolak: tetap positif dan aku membayangkan wajah sedang tersenyum meski ditolak.

Andaikan saja ia saat itu berdada tak lapang, mengumpat dan marah. Mungkin ia tak jadi milyuner seperti sekarang.

My friends, please welcome...

Inilah co founder Whatsapp.... yang baru saja menjual aplikasi itu ke Facebook.

... dan ini tweet nya lima tahun lalu, saat ia belum jadi siapa-siapa.


Ini bisa dibilang sebagai marathon langit-langit.

Jumat kemarin tidur sembari memandangi langit-langit kamar 118 Aston, Kuta.

Sabtunya tidur sambil memandangi langit-langit kamar di Negara, Jembrana

Minggu? Terlelap sambil memandangi langit-langit kamar Mboktu, di perumahan Srikandi, Kebo Iwa

Keesokannya di Senin malam? Kelelahan! Tidur pulas di kamar kos, sudut kota Kupang

Selasa malam ini?
Aku akan tidur sambil memandangi langit-langit Timor Hotel.

Oh perjalanan dinas. Demi menunaikan tugas negara. Sungguhpun kau mendatangkan uang jutaan, terkadang materi tak berarti dengan tidur pulas dibawah langit-langit yang selalu akrab.

Tapi... aku diberkahi perjalanan melihat dunia di usia muda. Gratis! Dapat uang pula.

Muaranya harus lebih indah dari trilogi Negeri Lima Menara, donk!